08 November 2008

PERILAKU KELUARGA

OLEH : HANIK ISYATURRODLIYAH

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku sebagai suatu proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup .
Sedangkan keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan bdaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial individu-individu yang ada di dalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan . Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Perilaku keluarga selanjutnya bisa diartikan sebagai suatu proses interaksi individu-individu dalam satu rumah dengan lingkungannya. Perilaku keluarga ini sangat penting untuk diketahui oleh perawat untuk mempermudah dalam melakukan tugas-tugas asuhan keperawatan pada keluarga tersebut. Intervensi perilaku sebagai strategi-strategi perawatan diarahkan untuk membantu anggota keluarga berinteraksi dan bertingkah laku satu sama lain secara berbeda dengan anggota lain di luar keluarga

PEMBENTUKAN PERILAKU KELUARGA
Para ahli psikologi telah mengembangkan model yang menggambarkan perilaku kita sehari-hari. Dengan mempelajari model bagaimana seseorang mengerti lingkungannya, kita dibawa untuk melihat perasaan (perasaan mereka) yang mendasari kegiatan mereka. Ada dua alasan mengapa model ini penting untuk dipelajari perawat, pertama adalah karena perawatan psikologis mensyaratkan suatu pemahaman tentang pemberian perhatian, dan karena pendidikan kesehatan serta perubahan perilaku akan semakin terpusat pada pekerjaan dari semua tenaga kesehatan.
Teori perilaku terencana (tindakan beralasan) dari Ajzent dan Fishbein (1980) seperti berpendapat bahwa kita pada awalnya harus melihat keinginan masyarakat untuk berperilaku pada tatanan tertentu. Kedua ahli tersebut mengusulkan bahwa latar belakang nilai/sikap dan keyakinan tertentu menentukan keinginan berperilaku. Lebih lanjut, alasan perilaku seseorang secara khusus diantaranya adalah:
1) Keyakinan tentang hasil yang diharapkan dari perlilaku tertentu;
2) Letak/peran nilai pada hasil yang diinginkan;
3) Keyakinan tentang persetujuan atau ketidaksetujuan orang lain terhadap perilaku kita;
4) Kekuatan keinginan kita untuk menyenangkan orang lain yang dianggap akan menyetujui atau tidak menyetujui perilaku kita; dan
5) Keyakinan pada kemampuan, sumber-sumber, kesempatan dan hambatan yang berkaitan dengan perilaku.

Proses pembentukan perilaku karena adanya tiga faktor, yaitu adanya kebutuhan, dorongan motivasi, faktor perangsang dan penguat, serta pengaruh sikap dan kepercayaan
  1. Adanya Kebutuhan
    Setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar. Abraham Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pernah berada dalam keadaan puas sepenuhnya, kepuasan hanya bersifat sementara. Manusia akan berperilaku untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow terdapat lima tingkatan yang berturut-turut antara lain kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
  2. Dorongan Motivasi
    Kebutuhan dasar manusia merupakan sumber kekuatan yang mendorong ke arah tujuan tertentu secara disadari maupun tidak didasari. Dorongan penggerak ini disebut motivasi. Motivasi seseorang bisa timbul dari dalam diri individu atau datang dari lingkungannya. Motivasi ini masih dibagi dua yaitu motif primer dan motif sekunder. Motif primer adalah motif dasar dan tidak dipelajari, misalnya dorongan karena rasa haus, lapar, bernafas, istirahat, takut, kasih sayang, dan sebagainya. Motif sekunder adalah motif yang dipelajari dan berkembang karena pengalaman, misalnya motif belajar, motif berprestasi, motif bekerja, dan sebagainya.
  3. Faktor Perangsang dan Penguat
    Perangsang dan penguat ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi berperilaku. Hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi berperilaku tersebut antara lain: 1) ganjaran (reward/insentif) berupa penghargaan, pujian, promosi; 2) situasi berkompetisi yang sehat; 3) adanya tujuan/sasaran yang jelas; 4) informasi keberhasilan yang telah dicapai sehingga mendorong untuk lebih berhasil lagi
  4. Pengaruh Sikap dan Kepercayaan
    Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap, yaitu suatu tingkatan afek/perasaan baik positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek. Selain itu, perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimiliki seseorang. Jika kepercayaan tersebut positif, maka akan muncul perilaku positif. Kepercayaan dan sikap akan sangat mendasari perilaku seseorang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

  1. Faktor Internal
    Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini.
    1) Jenis Ras/ Keturunan
    Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
    2) Jenis Kelamin
    Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional
    3) Sifat Fisik
    Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman.
    4) Kepribadian
    Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
    5) Intelegensia
    Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
    6) Bakat
    Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.

  2. Faktor Eksternal
    1) Pendidikan
    Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
    2) Agama
    Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
    3) Kebudayaan
    Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
    4) Lingkungan
    Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
    5) Sosial Ekonomi
    Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

Tidak ada komentar: