20 Januari 2010
DOWNLOAD PROSEDUR TETAP / STANDARD OPERATING PROCEDUR DI INSTALASI RAWAT INAP
Berikut ini SOP / Protap / Prosedur tetap / Standar Operating Procedure yang biasa digunakan di Instalasi Rawat Inap Puskesmas maupun RS (Format Microsoft Word) :
1. Melakukan Suntikan Intrmuskuler
2. Melakukan Suntikan Subcutan
3. Melakukan Suntikan Intravena
4. Melakukan Suntikan Intracutan
5. Penghisap Lendir Pasien Dewasa
6. Memberikan Oksigen
7. Memasang Kateter
8. Memasang Ngt (Naso Gastric Tube) Atau Penduga Lambung
9. Pemberian Kompres Hangat pada Pasien Rawat Inap
10. Pemberian Obat Per Injeksi
11. Pemberian Obat Per Oral
12. Pemberian Penyuluhan Secara Individu / Keluarga
13. Pemindahan Pasien Dari Kursi Roda Ke Tempat Tidur
14. Penghitungan Jumlah Nadi Dan Pernafasan
15. Pengobatan Luka Robek
16. Pengukuran Tekanan Darah
17. Pemeriksaan Fisik
18. Penanganan Pasien Yang Meninggalkan Puskesmas Tanpa Ijin
19. Pengambilan Dan Penyediaan Spesimen Untuk Dikirim Ke Laboratorium Bagi Pasien Rawat Inap
20. Perawatan Decompensatio Cordis Grade I Dan Ii
21. Mengganti Sprey Pasien
22. Pengaturan Operan Jaga
23. Pemindahan Pasien
24. Memberi Pot / Urinal Kepada Pasien
25. Memberi Nomor Register Pasien Rawat Inap
26. Memasang Infus
27. Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan Kadar Gula Darah
28. Penerimaan Pasien Baru
29. Perawatan Dasar Langsung
30. Penggunaan Alat Ekg
31. Dispepsia
32. Pengambilan Obat Penderita Ke Apotek
33. Hepatitis Virus
34. Pengadaan Stok Atk Rawat Inap
35. Pengadaan Stok Atk Rawat Inap
36. Diabetes Melitus
37. Pasien Keluar Rawat Inap
38. Perawatan Luka Bakar
39. Dehidrasi
40. Hipertensi
41. Penanganan Tubercolusis
42. Pengelolaan Linen
CAPEK MEN-DOWNLOAD BANYAK FILE…?
DOWNLOAD SEMUANYA DALAM SATU LANGKAH : KLIK DISINI
19 Januari 2010
SOP Pengambilan Corpus Alienum di Telinga dan Hidung
Pengertian | Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang masuk kedalam telinga dan hidung |
Tujuan |
|
Kebijakan |
|
Prosedur | PERSIAPAN ALAT : Streril
Non Streril
A PENATALAKSAAN CORPUS ALIENUM PADA TELINGA dan HIDUNG . 1. Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien menandatangani Informed concern. 2. Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien 3. Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung atau memakai lampu kepala 4. Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan jenis benda yang masuk ke telingga / hidung antara lain : a. Benda Padat Biji-bijian dan Benda kotak a) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran biji didalam) b) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut. c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian. d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal. b. Binatang 1) Lintah a) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah masuk melalui bagian luar lintah tersebut. b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan lintah c) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai dangan ukuran lintah didalam) d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal |
SOP Penatalaksanaan Jenasah HIV / Aids
Pengertian | Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit
|
Tujuan | 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi 2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat umum
|
Kebijakan | 1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedis 2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat penanganan jenazah 3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan dipimpin oleh modin setempat 4. Pelaksana perawatan jenazah adalah bidan dan perawat tumpang 5. kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV-AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit –penyakit lain yang berbahaya.
|
Prosedur | Alat Yang Disiapkan : Alat pelindung diri diantaranya : sarung tangan, pelindung muka (masker dan kaca mata), gaun/jubah/apron dan pelindung kaki
Penatalaksanaan : 1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan air mengalir selama 2-5 Menit 2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat haru dipakai pada saat menangani jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah 3. Petugas yang sudahberpakain lengkap mengangakat jenazah ke meja untuk dimandikan 4. Setelah selesasi dimandikan jenazah di siram dengan larutan kaporit , tunggu 5 –10 menit dan bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 70 % :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air 5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan yang harus dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap 6. Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastik 7. Setelah petugas selesasi mengakfani petugas menyerahkan ke modin setempat untuk disholatkan 8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat jenazah 9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda mayat untuk dibawa ke pamakaman 10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan ritual sesuai adat setempat , dan apabila lubang kuburan sudah siap maka selanjutnya pelaksanaan penguburan dapat dilaksanakan 11. Penguburan dilakukan oleh petugas sampai jenazah berada di tanah untuk selanjutnya sesuai penguburan di daerah setempat |
SOP Pemasangan NGT / Penduga Lambung
Pengertian | Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam lambung. 1. Memberi makanan dan obat-obatan. 2. Membilas/mengumbah lambung | |||||||||||||||
Tujuan | Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT 1. Membilas/mengumbah lambung 2. Memberi makanan dan obat-obatan. | |||||||||||||||
Kebijakan | -1 Perawat yang terampil -2 Tersedia alat-alat lengkap | |||||||||||||||
Prosedur | Persiapan alat :
PENATALAKSANAAN 1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien 3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien 4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada 6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan 7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus) 8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung NGT 9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien. 10. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru) dengan 3 cara : a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung, b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di lambung 11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian memasukan obat-obatan/makanan 12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc. 13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas. 14. Mendokumentasikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari sekali) | |||||||||||||||
Unit terkait | Rawat Inap |
SOP Pemasangan Kateter Urine
Pengertian | Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing | ||||||||||||||
Tujuan | Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing | ||||||||||||||
Kebijakan | -1 Perawat yang terampil -2 Tersedia alat-alat lengkap | ||||||||||||||
Prosedur | PERSIAPAN ALAT :
PENATALAKSANAAN : 1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien 2. mendekatkan peralatan disamping penderita 3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan 4. memakai sarung tangan 5. mengatur posisi pasien PADA LAKI-LAKI 6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly 7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60O 8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar PADA WANITA 9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia 10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar 11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak 12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc) 13. mengobservasi respon pasien 14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien 15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas 16. klien dirapikan 17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan 18. perawat cuci tangan 19. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan | ||||||||||||||
Unit terkait | Rawat inap, KABER |
SOP Memberikan oksigen
Pengertian | Memberikan oksigen pada pasien |
Tujuan | Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien |
Kebijakan | Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter |
Prosedur | PERSIAPAN ALAT : 1. Tabung O2 lengkap dengan manometer 2. Mengukur aliran (flowmeter) 3. Botol pelembab berisi air steril / aquadest 4. Selang O2 5. Plester 6. kapas alkohol
PELAKSANAAN : 1. Atur posisi semifoler 2. Slang dihubungkan 3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol 4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali 5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester) 6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte
Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer 2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki 3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis lapor dokter 4. memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung oksigen / air steril habis.
|
Unit terkait | Ruang inap, KIA |
SOP Menghisap Lendir
Pengertian | Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut |
Tujuan | Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas |
Kebijakan | Dibawah tangungjawab dokter. |
Prosedur | PERSIAPAN ALAT : Perangkat penghisap lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok PERSIAPAN PASIEN : 1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air dalam kom 11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia 12. Perawat cuci tangan |
Unit terkait | Ruang inap |
SOP mengobati luka tusuk paku
Pengertian | Tatacara mengobati luka tusuk paku -1 Memberi rasa aman - Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial |
Tujuan | -2 Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku |
Kebijakan | -3 Perawat yang terampil -4 Alat-alat yang lengkap |
Prosedur | PERSIAPAN ALAT STERIL : 1. Pinset anatomi 2. Pinset chirurge 3. Gunting 4. Bengkok 5. Kom kecil 6. Kassa 7. Kapas 8. Hand scoen 9. Spuit 10. NaCl 11. Mess BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL : 1. Gunting balutan 2. Plester 3. Verban 4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine) 5 Tempat sampah 6. Lidokain injeksi sebagai anasthesi PELAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien dan keluarga 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka 5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl 6. Memberikan diclor ethil atau lidokain 7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi 8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine 9. Tutup luka dengan kasa steril 9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 10. Klien dirapikan 11. Alat dibereskan dan dibersihkan 12. Perawat cuci tangan |
Uniot terkait | RAWAT INAP, BP, PUSTU/POLINDES |