01 Desember 2008

PERMASALAHAN KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Device)

Oleh :
Erfand


Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya mempunyai perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu menunda / mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan / mengakhiri kehamilan atau kesuburan. Tetapi banyak hal yang sering ditemui dan menjadi kendala bagi calon akseptor dalam memilih dan memutuskan penggunaan suatu metode kontrasepsi.
Pemilihan suatu metode kontrasepsi, selain mempertimbangkan efektifitas, efek samping, keuntungan dan keerbatasan-keterbatasan yang melekat pada suatu metode kontrasepsi, juga ada faktor-faktor individual calon akseptor maupun faktor eksternal yang pada akhirnya juga mempengaruhi pengambilan keputusan calon akseptor tersebut.
Kondisi ini juga sering kita temui pada pemilihan metode kontrasepsi IUD, dimana khususnya di Indonesia selama bebrapa tahun terakhir cenderung mengalami penurunan peminat. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Faktor fisik :
- Adanya penyakit-penyakit tertentu yang merupakan kontraindikasi pemasangan IUD, seperti :
o Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb)
o Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya
o Tumor jinak atau ganas dalam rahim
o Kelainan bawaan rahim
o Penyakit gula (diabetes militus)
o Anemia
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

b. Faktor psikologis
- Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan IUD seringkali menimbulkan perasaan takut selama pemasangan
- Ketakutan juga dapat terjadi akibat pengalaman individual orang lain yang mengalami nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
- Ketakutan akan keluarnya material IUD dari rahim/jalan lahir
- Perasaan malas atau risih karena harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
- Perasaan risih dan malu karena harus membuka pakaian dalam dan memperlihatkan alat kemaluan pada orang lain (pemeriksa/bidan/dokter).

c. Faktor sosial budaya/agama
- Belum terbiasanya masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi IUD
- Padnangan bahwa IUD dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual
- Pandangan dari agama-agama tertentu yang melarang atau mengharamkan penggunaan IUD

2 komentar:

berobat skoliosis mengatakan...

oooo begitu

terapi skoliosis mengatakan...

wah mnakai infonya