21 Desember 2008

TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN

OLEH : ERFANDI

A. Pengertian

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat bermacam-macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan kematian. Hanya henti nafas (respiratory arrest) mempunyai prioritas penanggulangan lebih dulu dari pada perdarahan yang masif. Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat menyebabkan kematian dalam satu (1) sampai (3)tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam tiga puluh (30) detik.

Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan internal dan eksternal. Perdarahan internal lebih sulit diidentifikasi. Jika pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet mulai menempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk sumbatan. Bekuan mulai terbentuk dalam waktu 1-2 menit. Dalam waktu 3-6 menit, bekuan sudah mengisi pembuluh darah dan menghambat aliran darah.

B. Tipe Perdarahan

Ada 3 tipe perdarahan, yaitu :

  1. Arterial

Pada perdarahan arterial ini darah tampak keluar menyemprot / memancar, dan berwarna merah segar

  1. Pembuluh darah balik (venous)

Pada perdarahan “venous”, darah keluar mengalir dan berwarna kehitaman / agak gelap

  1. Kapiler

Sedangkan perdarahan kapiler, darah keluar merembes (perdarahan sedikit) dan berwarna merah segar

C. Pengkajian

F Perdarahan Eksternal, jika berlebihan akan terlihat jelas pada pakaian. Jika seseorang menggunakan pakaian yang tebal perdarahan mungkin tidak terlihat. Pemeriksaan harus cepat-cepat memeriksa tubuh pasien dengan membuka pakaian terlebih dahulu, yakinkan bagian-bagian yang terbawah sudah diperiksa. Pakaian yang berlumuran darah dapat digunting sehingga daerah yang terluka dapat diperiksa. Kulit kepala mengandung banyak pembuluh darah, lacerasi kecil pun dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.

F Perdarahan Internal sukar diidentifikasi. Perdarahan didalam rongga (pneumothorak) bisa menghambat pernafasan dan akan mengakibatkan nyeri dada. Perdarahan pada rongga perut akan menyebabkan kekakuan pada otot abdomen dan nyeri abdomen. Hemoptysis dan hematemisis menunjukkan adanya perdarahan di paru-paru atau perdarahan saluran pencernaan. Shock dapat terjadi pada perdarahan internal dan eksternal yang hebat. Korban dikaji terhadap nadi yang sangat cepat tetapi lemah, pernafasan lambat dan dangkal, kulit dingin, cemas gelisah dan haus. Pupil sama, dapat berdilatasi dan responnya terhadap cahaya sangat lambat.

D. Tindakan Mengatasi Perdarahan

­ Secara umum tindakan untuk mengatasi perdarahan adalah dengan :

1. Lakukan penekanan langsung diatas perdarahan/luka

2. lakukan penekanan diatas tempat tertentu, seperti pada gambar fig. 41-3, kalau tindakan yang pertama tidak berhasil

3. pasang tourniquet hanya pada lokasi tertentu (perdarahan arteri yang tidak teratasi dan massif)

a. gunakan manset atau balutan segitiga yang besar yang dililitkan 6-8 kali

b. jangan melepas tourniquet

c. buat satu tanda pada pasien yang menjelaskan lokasi tourniquet dan lamanya pemasanagan

Metode lain yang dapat digunakan untuk tindakan perdarahan adalah kita harus menentukan apakah perdarahan ini sirurgis, atau non sirurgis. Perdarahan dapat berupa perdarahan non sirurgis maupun sirurgis, seperti luka laserasi, amputasi, patah tulang, perdarahan gastro intestinal atau ruptur limpa-hati dan lain-lain.

­ Dan jika sirurgis maka tindakan lanjut adalah :

a. menghentikan perdarahan dengan :

· menekan pada salah satu titik dari enam titik pada satu sisi badan

· penekanan langsung pada luka (dengan kain steril-bersih)

· balut tekan

· torniket, hanya pada amputasi atau sebagai “life saving”

b. mengganti darah yang hilang

Pengganti yang terbaik adalah yang cocok golongannya. Kalau tak ada maka untuk sementara dapat dipakai :

· plasma

· plasma nate

· fresh frozen plasma (mengandung semua factor pembekuan, kecuali trombosit)

· ringer laktat

· NaCl.

2 komentar: